Rabu, 29 April 2020

Konsep Dan Data Neraca Makro Ekonomi Indonesia




MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIA

“Konsep Dan Data Neraca Makro Ekonomi Indonesia”









Oleh:
Ivonne Masitha Arimbi
01219114

Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Narotama

2020



ABSTRAK

         A country is considered successful or not in solving the economic problems of its own country can be seen from the country's macro and micro economics. Macroeconomics deals with the national economy as a whole. Microeconomics refers more to small parts of overall economic activity. Indonesia experienced quite rapid economic growth. This is due to the continuity of Indonesia's economic changes which include economic growth, price stability, labor, and the achievement of a balance sheet. This is included in the macro economy in Indonesia. Macroeconomics is a branch of economics that specifically studies how to work or the mechanism of the economy as a whole (aggregate) relating to the supervision of the use of available production factors in order to create maximum prosperity for the community. In macroeconomics there is the concept of aggregate demand and supply. Aggregate demand is the amount of demand for goods and services in the economy at a certain price level. In an open economy, it consists of demand from four macroeconomic sectors: the household, business, government, and external sectors. Aggregate demand is a key concept in Keynesian economics. Aggregate supply is an offer of goods or services offered by companies in a country's economic activities. Aggregate supply is also known as total output, the overall supply of goods and services produced at a certain price level and in a certain period of time.




DAFTAR ISI

COVER                                                                                                                                            
ABSTRAK.. 2
DAFTAR ISI. 3
BAB I PENDAHULUAN.. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. 6
2.1      Makro Ekonomi 6
BAB III PEMBAHASAN.. 10
1.    Masalah dasar ekonomi makro. 10
2.    Konsep Permintaan dan Penawaran Agregat 10
A.    Permintaan Agregat 10
B.    Penawaran Agregat 12
3.    Neraca pembayaran. 14
         Sistem Pencatatan Pada Neraca Pembayaran. 16
         Komponen neraca pembayaran. 18
        Komponen dalam neraca pembayaran, diantaranya yaitu: 18
         Macam Macam Neraca Pembayaran. 20
LAMPIRAN.. 22
DAFTAR PUSTAKA.. 24


BAB I

PENDAHULUAN

Ekonomi Indonesia merupakan salah satu kekuatan ekonomi berkembang utama dunia yang terbesar di Asia Tenggara dan terbesar di Asia ketiga setelah China dan India. Ekonomi negara ini menempatkan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi terbesar ke-16 dunia yang artinya Indonesia juga merupakan anggota G-20. Selama 2 dekade Indonesia membangkitan kembali ekonomi, ekonomi Indonesia yang ditopang dari kegiatan industri dan perdagangan  berbasis ekspormenggerakkan ekonomi Indonesia masuk sebagai salah satu The East Asia Miracle pada tahun 1990an, di mana Indonesia mampu menciptakan stabilitas politik, sosial dan pertahanan-keamanan yang menjadi fondasi ekonomi yang kuat untuk menghasilkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan ditopang dari sektor industri manufaktur berbasis ekspor dan industri pengolahan sumber daya alam (Wikipedia). Indonesia adalah ekonomi pasar di mana perusahaan milik negara (BUMN) dan kelompok usaha swasta besar (konglomerat) memainkan peran penting. Ada ratusan kelompok swasta yang terdiversikasi yang berbisnis di Indonesia (namun mereka merupakan sebagian kecil dari jumlah total perusahaan yang aktif di Indonesia). Bersama dengan para BUMN mereka mendominasi perekonomian domestik. Ini juga berarti bahwa kekayaan terkonsentrasi di bagian atas masyarakat (dan biasanya ada kaitan erat antara elit korporat dan elite politik di negara ini).

Suatu negara dipandang berhasil atau tidak dalam memecahkan permasalahan ekonomi negaranya sendiri dapat dilihat dari ekonomi makro dan mikro negara tersebut.Ekonomi makro membahas ekonomi nasional secara keseluruhan. Ekonomi mikro lebih merujuk kepada bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Hal ini dikarenakan adanya kesinambungan perubahan ekonomi Indonesia yang meliputi pertumbuhan ekonomi, kestabilan harga, tenaga kerja, hingga tercapainya keseimbangan neraca. Hal ini tercakup dalam perekonomian makro di Indonesia. Pengertian Ekonomi makro sendiri adalah ilmu ekonomi yang mempelajari perekonomian suatu negara secara komprehensif. Dengan kata lain, dalam ekonomi makro dijelaskan tentang perubahan ekonomi suatu negara yang berdampak pada masyarakat dan pasar mereka.

Tujuan mempelajari ekonomi makro atau ekonomi makro adalah untuk dapat memahami berbagai peristiwa ekonomi di suatu negara dan meningkatkan kebijakan ekonomi di negara tersebut. Singkatnya, itulah pengertian ekonomi makro (Ardiansyah, Guru Akuntansi, 2020). Dapat kita sebutkan satu per satu apa yang menjadi bagian dari ekonomi makro yang mempengaruhi ekonomi nasional adalah rendahnya pertumbuhan ekonomi, kemiskinan & pengangguran, inflasi, rendahnya nilai kurs rupiah, krisis energi, defisit APBN, juga ketimpangan neraca perdagangan dan pembayaran menjadi permasalahan ekonomi nasional dewasa ini. Usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia, yang bersama-sama berkontribusi 99 persen dari jumlah total perusahaan yang aktif di Indonesia, tidak kalah pentingnya. Mereka menyumbang sekitar 60 persen dari PDB Indonesia dan menciptakan lapangan kerja untuk hampir 108 juta orang Indonesia. Ini berarti bahwa usaha mikro, kecil dan menengah merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia (Indonesia Investment , 2020). Topik perekonomian Indonesia yang diangkat oleh penulis pada tahun 2020 ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada para pembaca mengenai apa konsep dan bagaimana data dari neraca makroekonomi Indonesia.



BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1       Makro Ekonomi

            Ekonomi makro adalah cabang ilmu ekonomi yang khusus mempelajari cara bekerja atau mekanisme perekonomian sebagai suatu keseluruhan (aggregate) yang berkaitan dengan evisiensi penggunaan faktor produksi yang tersedia agar tercipta kemakmuran masyarakat yang maksimal. Ekonomi jenis ini juga bisa menganalisis tentang produsen secara keseluruhan serta konsumen dalam pengalokasian pendapatan dalam membeli barang atau jasa. Jika dikaitkan dengan ekonomi di Indonesia, ekonomi makro Indonesia merupakan suatu sistem yang menganalisis tentang perubahan ekonomi di Indonesia yang dapat memengaruhi pasar, perusahaan, dan masyarakat. Dengan kata lain, ekonomi jenis ini menjelaskan tentang sistem analisis yang menganalisis bentuk terjadinya perubahan kondisi ekonomi Indonesia demi tercapainya hasil analisis terbaik (Accurate, 2020). Menurut para ahli, makro ekonomi adalah Ekonomi makro adalah ekonomi yang menangani variabel agregat ekonomi, seperti: Tingkat dan rata-rata, pertumbuhan produksi nasional, Pengangguran, Suku bung, Inflasi (Robert S. Pindyck dan Daniel L. Rubinfeld ,2009). Menurut Sadono Sukirno (2000) Ekonomi makro adalah cabang ekonomi yang mempelajari kegiatan ekonomi komprehensif secara komprehensif terhadap berbagai masalah pertumbuhan ekonomi. Yang mana masalah tersebut meliputi: Pengangguran, Inflasi, Neraca perdagangan dan pembayaran, Aktivitas ekonomi yang tidak stabil. Menurut Budiono (2001) Ekonomi makro adalah studi tentang subjek ekonomi, baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang mencakup stabilitas dan pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Makro ekonomi memiliki tujuan sebagai berikut:

  • Mengontrol tingkat inflasi di suatu Negara.
Inflasi di suatu negara diakibatkan karena permintaan terhadap suatu barang terlalu tinggi hingga menyebabkan harga naik. Jika hal ini terjadi akan berpengaruh terhadap kenaikan harga yang melambung tinggi dan penurunan nilai mata uang.

  • Membantu meningkatkan pendapatan nasional.
Dengan mengetahui pendapatan nasional Indonesia, pertumbuhan
ekonomi negara ini bisa terukur dengan baik. Selain itu, kebijakan-kebijakan ekonomi yang efektif dan evisien dapat meningkatkan pendapatan nasional Indonesia secara signifikan.

  •      Menyeimbangkan neraca pembayaran di luar negeri.
Tujuan diperlukan adanya analisis ekonomi makro di Indonesia adalah untuk menyeimbangkan neraca pembayaran luar negeri. Neraca pembayaran merupakan rangkuman dari berbagai transaksi, seperti transaksi keuangan antar penduduk baik di dalam maupun di luar negeri, pembelian dan penjualan barang/jasa, dan dana hibah dari negara asing dalam satu periode tertentu. Neraca pembayaran luar negeri harus seimbang guna menghindari terjadinya defisit neraca pembayaran luar negeri.

  • Membuka kesempatan lapangan pekerjaan.
Tujuan lainnya perekonomian makro di Indonesia adalah kesempatan untuk membuka lapangan pekerjaan. Dengan adanya peningkatan peluang untuk mendapatkan kesempatan kerja, peningkatan kapasitas produksi secara nasional dapat meningkat. Kebijakan makro juga bisa diterapkan di Indonesia agar dapat mengajak para investor untuk menanamkan modal atau berinvestasi sehingga terciptanya lapangan pekerjaan.

  • Meningkatkan kapasitas produksi secara nasional.
Meningkatkan kapasitas produksi secara nasional merupakan tujuan lain dalam perekonomian makro di Indonesia. Kapasitas produksi nasional yang meningkat dapat memengaruhi peningkatan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Indonesia. Untuk meningkatkan kapasitas produksi secara nasional, perbaikan situasi investasi dalam negeri bisa  memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan kapasitas produksi.

  • Menjaga kestabilan ekonomi.
Analisis perekonomian makro di Indonesia juga bertujuan untuk menjaga kestabilan ekonomi negara Indonesia. Kestabilan perekonomian sangatlah penting agar para pelaku ekonomi memiliki kepercayaan untuk berinvestasi di Indonesia (Ardiansyah, Guru Akuntansi, 2020).

Ruang Lingkup Ekonomi Makro
Mengacu pada pemahaman ekonomi makro di atas, berikut ini adalah ruang lingkup ekonomi makro:

1.         Penentuan Tingkat kegiatan Ekonomi Negara
Dalam analisis ini, teori ekonomi makro akan menjelaskan sejauh mana ekonomi dapat menghasilkan produk dan layanan. Analisis ekonomi makro ini akan memberikan perincian pengeluaran secara agregat atau keseluruhan, termasuk:
a.       Pengeluaran dari rumah tangga (konsumsi rumah tangga)
b.      Pengeluaran pemerintah
c.       Perusahaan atau biaya investasi
d.      Ekspor dan impor

2.         Kebijakan Pemerintah
Ekonomi suatu negara tidak akan terlepas dari masalah pengangguran dan inflasi. Pemerintah harus melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah ini melalui serangkaian kebijakan, baik kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal. Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat atau jumlah uang beredar dalam perekonomian. Sedangkan kebijakan fiskal merupakan langkah pemerintah dalam mengubah struktur dan jumlah pajak dan pengeluaran yang tujuannya untuk mempengaruhi kegiatan ekonomi.

3.         Pengeluaran Agregat / Komprehensif
Ketika pengeluaran keseluruhan tidak mencapai tingkat ideal, akan ada masalah dalam perekonomian. Untuk mewujudkan peluang kerja yang lebih baik dan mengendalikan tingkat inflasi, idealnya pengeluaran agregat harus pada tingkat yang dibutuhkan. Meskipun secara teori ini bisa dilakukan, dalam praktiknya tujuan ini cukup sulit diwujudkan (Gischa, Kompas.com, 2020).



BAB III

PEMBAHASAN

1.        Masalah dasar ekonomi makro
Banyak alasan yang membuat teori makroekonomi menjadi subyek penting karena ada beberapa permasalahan :
1) Masalah jangka pendek atau disebut juga masalah stabilisasi.  Masalah ini berhubungan dengan bagaimana menyetir perekonomian nasional dari waktu ke waktu (bulan, triwulan, tahun ke tahun) agar terhindar dari tiga penyakit makro utama yaitu :
      a. Inflasi yang besar dan berkepanjangan
      b. Tingkat pengangguran yang tinggi
      c. Ketimpangan dalam neraca pembayaran,
2) Masalah jangka panjang atau kadang disebut sebagai masalah pertumbuhan. Masalah ini berhubungan dengan bagaimana menahodai perekonomian agar tetap berada pada kondisi keserasian antara pertumbuhan jumlah penduduk, pertambahan produksi dan tersedianya dana untuk investasi. Pada dasarnya masalahnya juga berkisar pada bagaimana menghindari ketiga penyakit makro hanya perspektif waktunya lebih panjang (Ristekdikti, 2018).

2.        Konsep Permintaan dan Penawaran Agregat
A.    Permintaan Agregat
Aggregate demand atau permintaan agregat adalah jumlah permintaan barang dan jasa dalam perekonomian pada tingkat harga tertentu. Dalam ekonomi terbuka, itu terdiri dari permintaan dari empat sektor ekonomi makro: rumah tangga, bisnis, pemerintah, dan sektor eksternal. Permintaan agregat adalah konsep kunci dalam ekonomi Keynesian. Dalam konsep ini, pemerintah harus berusaha untuk merangsang permintaan agregat untuk memastikan lapangan pekerjaan penuh (full employment). Meningkatkan permintaan agregat adalah kondisi yang diperlukan untuk peningkatan output agregat.
Namun, peningkatan permintaan agregat bukanlah kondisi yang memadai, kecuali suatu perekonomian memiliki kapasitas cadangan untuk menghasilkan barang dan jasa yang diminta. Singkatnya, meningkatkan permintaan agregat tidak dapat mendorong output agregat ketika kapasitas produktif ekonomi digunakan sepenuhnya. Setiap peningkatan permintaan agregat yang melebihi output agregat hanya akan meningkatkan impor. Dan, jika persediaan tambahan untuk barang tidak tersedia sama sekali, tekanan inflasi muncul (Cerdasco, 2019).

Kurva permintaan agregat

Kurva permintaan agregat (aggregate demand curve) adalah representasi grafis dari permintaan agregat pada setiap tingkat harga. Kurva memiliki kemiringan ke bawah, yang mencerminkan bahwa kuantitas yang diminta berkurang ketika harga meningkat. Perubahan tingkat harga menyebabkan permintaan bergerak sepanjang kurva. Ketika permintaan agregat meningkat, kurva bergeser ke kanan, yang mana dapat disebabkan oleh perubahan dalam pengeluaran konsumen, investasi bisnis, pengeluaran pemerintah, ekspor, atau kombinasinya. Kurva permintaan agregat secara grafis mewakili AD. Kurva memiliki kemiringan ke bawah, yang berarti bahwa kuantitas yang diminta berkurang ketika tingkat harga meningkat (Cerdasco, 2019).

Pergerakan di sepanjang kurva terjadi karena perubahan tingkat harga. Sementara itu, perubahan faktor-faktor selain tingkat harga menggeser kurva permintaan agregat. Pergeseran ke kanan berarti peningkatan permintaan agregat, sementara pergeseran ke kiri menunjukkan penurunan.
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan agregat dan kurvanya:
a. Pendapatan disposable (Yd) atau pengeluaran konsumsi (C)
b. Tingkat bunga (i)
c. Kepercayaan dunia bisnis (business confidence) atau investasi (I)
d. Jumlah uang beredar riil (real money supply atau Ms/P)
e. Pengeluaran pemerintah (G)
f. Pajak (T)
g. Pendapatan luar negeri (Yf)
h. Harga luar negeri (Pf)
i.  Nilai tukar riil (exchange rate atau ER)

Kenaikan di dalam faktor-faktor Yd, C, I, Ms/P, G, Yf, Pf, dan penurunan di i, T, dan ER akan membewa kenaikan di dalam permintaan agregat (AD), atau menggeser kurva permintaan agregat ke kanan. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan di dalam faktor-faktor Yd, C, I, Ms/P, G, Yf, Pf, dan kenaikan di dalam i, T, dan ER akan menurunkan AD atau menggeserkan kurva AD ke kiri atas. Pergeseran AD ke AD1 terjadi akibat adanya kenaikan di dalam Yd, C, I, G, Yf, Pf, dan Ms/P, dan penurunan di dalam i, T, dan ER. Sebaliknya, pergesran dari AD ke AD2 terjadi sebagai akibat dari penurunan di dalam Yd, C, I, G, Ms/P, Yf, dan Pf, dan kenaikan dari i, T dan ER.
B.     Penawaran Agregat
Penawaran agregat (aggregate supply) merupakan penawaran barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Penawaran agregat juga dikenal sebagai output total, keseluruhan penawaran barang dan jasa yang diproduksi pada tingkat harga tertentu dan dalam kurun waktu tertentu. Besaran penawaran agregat dapat ditampilkan dengan kurva penawaran agregat yang menunjukkan hubungan antara tingkat harga dan kuantitas output yang dihasilkan perusahaan-perusahaan. Biasanya, hubungan antara penawaran agregat dengan tingkat harga bersifat positif (Daris, 2017).

 

Kurva penawaran agregat

Kurva penawaran agregat adalah representasi grafis dari hubungan antara tingkat harga dan total output barang dan jasa dalam perekonomian, menjaga faktor-faktor lain tetap konstan. Dalam bidang ekonomi, para ekonom menggunakan PDB riil untuk mewakili total output dalam perekonomian. Dalam periode yang sangat singkat (very short-run), kurva adalah garis horizontal (sangat elastis), artinya perusahaan akan menyesuaikan output tanpa mengubah harga. Mereka hanya menyesuaikan jam kerja dan intensitas fasilitas produksi mereka dalam menanggapi perubahan permintaan
Dalam jangka pendek, beberapa faktor produksi tetap ada, biasanya modal. Kurva penawaran agregat jangka pendek (short-run aggregate supply atau SRAS) memiliki kemiringan ke atas, yang berarti bahwa harga yang lebih tinggi akan mendorong lebih banyak pasokan. Dalam jangka panjang, semua biaya input bervariasi. Kurva penawaran agregat jangka panjang (long-run aggregate supply atau LRAS) adalah inelastis sempurna, yang berarti bahwa tingkat harga tidak mempengaruhi pasokan agregat. Tingkat harga yang lebih tinggi tidak mengubah kuantitas yang disediakan. Pada tingkat ini, para ekonom mengatakan perekonomian berada pada lapangan kerja penuh (pada potensi output, PDB potensial, atau kapasitas produksi potensial) LRAS mencerminkan ekonomi menggunakan semua sumber dayanya. Ketika LRAS bergeser (baik ke kanan atau ke kiri), itu tidak menciptakan tekanan inflasi.
Dalam kegiatan perekonomian, penawaran agregat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut :
·                      Besarnya angkatan kerja (size of the labor force).
·                      Besarnya stok capital (size of the capital stock).
·                      Tingkat atau keadaan teknologi (state of technology).
·                      Tingkat pengangguran alamiah (natural rate of unemployment).
·                      Harga faktor-faktor produksi.
Dalam hal yang berkaitan dengan dengan penawaran agregat, penting bagi kita untuk mengetahui perbedaan antara penawaran agregat jangka pendek (short-run aggregate supply) dan penawaraan agregat jangka panjang (long-run aggregate supply) (cerdasco, 2020).
Pengertian penawaran agregat diatas dalam artian penawaran agregat jangka pendek. Sedangkan penawaran agregat jangka panjang lebih berkaitan kepada jumlah output riilyang ditawarkan ketika harga dan upah telah disesuaikan sedemikian rupa sehingga masing-masing perusahaan memproduksi output yang memaksimalkan keuntungannya dan perekonomian berada pada tingkat kesempatan kerja penuh. Penawaran agregat jangka panjang dipengaruhi oleh faktor-faktor diatas, kecuali harga faktor produksi.
3.        Neraca pembayaran
Bank Indonesia mendefiniskan neraca pembayaran Indonesia (NPI) atau balance of payments sebagai catatan statistik atas transaksi ekonomi antara penduduk Indonesia dan nonpenduduk Indonesia yang dihitung dalam periode tertentu. Perlu diketahui bahwa setiap transaksi yang tercatat dalam NPI dilakukan oleh perorangan, perusahaan, maupun pemerintah Indonesia. Secara sederhanya, NPI dapat membantu suatu negara dalam memantau aliran dana untuk mengembangkan perekonomiannya. Neraca pembayaran kerap disandingkan dengan data posisi investasi internasional. Keduanya sangat dibutuhkan pemerintah dalam merumuskan kebijakan ekonomi nasional dan internasional. Dua hal yang paling disoroti dalam neraca pembayaran ketika merumuskan kebijakan ekonomi, yaitu ketidakseimbangan pembayaran (surplus atau defisit) dan investasi asing.
Neraca pembayaran secara esensial merupakan sistem akuntansi yang mengukur kinerja suatu negara. Pencatatan transaksi dilakukan dengan pembukuan berpasangan (double-entry book keeping system), yaitu: tiap transaksi dicatat satu sebagai kredit dan satu lagi sebagai debit. Transaksi yang dicatat sebagai kredit adalah arus masuk valuta. arus masuk valuta adalah transaksi-transaksi yang mendatangkan valuta asing, yang merupakan suatu peningkatan daya beli eksternal atau sumber dana. Sedangkan transaksi yang dicatat sebagai debit adalah arus keluar valuta. Arus keluar valuta adalah transaksi-transaksi pengeluaran yang membutuhkan valuta asing, yang merupakan suatu penurunan daya beli eksternal atau penggunaan dana (mochazmcpower, 2013). \

Fungsi neraca pembayaran

Neraca pembayaran punya fungsi signifikan untuk membantu pemerintah menentukan langkah-langkah di bidang ekonomi, seperti ekspor dan impor, utang-piutang, atau penanaman modal di dalam dan luar negeri. Tidak hanya itu saja, pemerintah juga bisa menentukan langkah di bidang moneter dan fiskal melalui neraca pembayaran. Sebab, di dalamnya pemerintah bisa melihat jumlah cadangan devisa. Dengan demikian, saat cadangan devisa menipis, pemerintah perlu membuat kebijakan untuk menambah devisa atau menghemat devisa. Neraca pembayaran juga bisa menjadi bahan pertimbangan pemerintah untuk mengambil kebijakan di bidang politik perdagangan internasional sekaligus mengetahui pengaruh ekonomi internasional terhadap pendapatan nasional (Wardana, 2020).

Tujuan Penyusunan Neraca Pembayaran
Ada beberapa tujuan dalam penyusunan neraca pembayaran ini. Seperti ketergantungan sumber pendapatan nasional dari hasil ekspor produk pertanian dan ketergantungan sumber pembiayaan investasi dari negara lain. Selain itu masih ada beberapa tujuan lain, yakni:

1.       Mengetahui aliran sumber daya antar negara

Berdasarkan Neraca Pembayaran dapat diketahui seberapa besar aliran sumber daya antara suatu Negara dengan Negara-negara lainnya sehingga terlihat apakah Negara tersebut merupakan pengekspor barang dan atau modal, atau sebaliknya sebagai pengimpor barang atau modal.

2.      Mengetahui peranan sektor eksternal dalam perekonomian suatu negara

Peranan sektor eksternal tercermin antara lain dari besarnya jumlah permintaan produk domestik oleh bukan penduduk, atau sebaliknya. Semakin besar permintaan terhadap produk domestik oleh bukan penduduk, yang tercermin dari nilai ekspor negara bersangkutan, semakin besar pula peranan sektor eksternal dalam pembentukan produk domestik.

3.      Mengetahui permasalahan utang luar negeri suatu negara

Berdasarkan catatan transaksi modal dan keuangan di neraca pembayaran, kita akan tahu seberapa jauh suatu negara dapat memenuhi kewajibannya terhadap negara lain.

4.      Mengetahui perubahan posisi cadangan devisa suatu negara

Bertambah atau berkurangnya posisi cadangan devisa terkait dengan surplus atau defisit Neraca Pembayaran. Apabila terjadi surplus Neraca Pembayaran maka posisi cadangan devisa akan bertambah sebesar surplus tersebut, dan sebaliknya.

5.      Sumber data dan informasi dalam penyusunan anggaran devisa (foreign exchange budget)

Dengan memperhatikan surplus atau defisit pada tahun tertentu, dapat diketahui besarnya kebutuhan devisa untuk anggaran tahun berikutnya, sekaligus ditentukan besarnya pinjaman yang diperlukan.

6.       Sumber data penyusunan statistik pendapatan nasional (national account)

Statistik neraca pembayaran diperlukan dalam perhitungan pendapatan nasional. Sebab salah satu variabel pendapatan nasional adalah nilai ekspor/impor barang dan jasa yang tercatat di dalamnya.

Sistem Pencatatan Pada Neraca Pembayaran

1.    Debit (-)
bertambahnya kewajiban atau utang penduduk dalam sebuag negara untuk melaksanakan pembayaran kepada penduduk negara lain. Contoh: barang atau jasa yang diperoleh dari luar negeri (impor), pembayaran denda dan bunga, pemberian hadiah serta uang pada penduduk negara lain, penduduk yang menabungkan uangnya di luar negeri, pembelian valuta asing, investasi jangka pendek atau panjang yang ditanamkan di negara lain.
2.     Kredit (+)
Bertambahnya hak penduduk dalam sebuah negara guna memperoleh pembayaran dari penduduk negara lain. Contoh: barang atau jasa yang disalurkan ke luar negeri (ekspor), penerimaan jasa dari negara asing, penerimaan bunga serta deviden, penerimaan hadiah serta uang dari negara lain, penduduk negara lain yang menabung uangnya di dalam negeri, penjualan valuta asing, investasi jangka panjang atau pendek yang ditanamkan penduduk dari negara lain.

Apabila sisi kredit lebih besar dibandingkan dari sisi debit, maka balance of payment akan terjadi surplus. Dan sebaliknya, apabila sisi debit lebih besar dibandingkan dengan sisi kredit, maka neraca pembayaran akan terjadi defisit. Defisit dalam neraca pembayaran tak selalu buruk. Kita harus melihat terlebih dahulu mana komponen  yang mengalami defisit. Contohnya defisit berlangsung dalam mkomponen transaksi berjalan, maka untuk menutupinya perlu adanya peningkatan penerimaan dalam transaksi modal. Caranya dapat dengan cara mencari pinjaman luar negeri ataupun menarik investor asing guna menanamkan modalnya di dalam negeri. Namun, defisit yang berlangsung dalam jangka waktu yang pendek mungkin tidak begitu berarti, tetapi apabila defisit berlangsung dalam jangka waktu panjang dapat berbahaya juga. Meski demikian, surplus yang berlangsung dalam jangka panjang pun dapat tidak begitu memiliki arti, apabila tidak dipakai untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Tiyas, 2019).

Komponen neraca pembayaran

Ada beberapa komponen dalam neraca pembayaran, diantaranya yaitu:

a)      Transaksi Dagang (Trade Account)

Transaksi perdagangan akan munulis segala transaksi ekspor dan juga impor yang terjadi di antara dua negara atau lebih. Transaksi dagang dibedakan menjadi transaksi barang (visible trade) yang merupakan transaksi ekspor dan impor barang dagangan, dan transaksi jasa (invisible trade) yang merupakan transaksi eskpor dan impor jasa. Untuk transaksi ekspor dicatat di sisi kredit, sedangkan transaksi impor dicatat di sisi debit. Adapaun tiga kemungkinan yang terjadi dalam neraca perdagangan, yakni surplus, defisit, atau seimbang.

b)      Transaksi Pendapatan Modal (Income on Investment)

Transaksi pendapatan modal adalah semua transaksi penerimaan atau pendapatan yang berasal dari penanaman modal di luar negeri serta penerimaan pendapatan modal asing di negeri kita. Pendapatan tersebut dapat berupa bunga, dividen, dan keuntungan lain. Penerimaan bunga dan dividen merupakan transaksi kredit, sedangkan pembayaran bunga dan dividen kepada penduduk negara asing merupakan transaksi debit.

c)      Transaksi Unilateral (Unilateral Transaction)

Transaksi unilateral adalah transaksi sepihak atau transaksi satu arah, artinya transaksi tersebut tidak menimbulkan kewajiban untuk membayar atas barang atau bantuan yang diberikan. Berikut ini yang tergolong dalam transaksi unilateral adalah hadiah (gift), bantuan (aid), dan transfer unilateral. Apabila suatu negara memberi hadiah atau bantuan ke negara lain, maka transaksi ini termasuk transaksi debit. Sebaliknya, jika suatu negara menerima hadiah atau bantuan dari negara lain, termasuk dalam transaksi kredit.

d)     Transaksi Penanaman Modal Langsung (Direct Investment

Transaksi penanaman modal langsung adalah semua transaksi yang berhubungan dengan jual beli saham dan jual beli perusahaan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Apabila terjadi pembelian saham atau perusahaan dari tangan penduduk negara lain, maka pos direct investment didebit, dan bila terjadi penjualan saham atau penduduk asing yang mendirikan perusahaan di wilayah kekuasaannya, maka pos ini dikredit.

e)      Transaksi Utang Piutang Jangka Panjang (Long Term Loan

Transaksi utang piutang jangka panjang adalah semua transaksi kredit jangka panjang yang pembayarannya lebih dari satu tahun. Sebagai contoh transaksi penjualan obligasi kepada penduduk negara lain, menerima pembayaran kembali    pinjaman-pinjaman    jangka    panjang    yang dipinjamkan   kepada   penduduk   negara   lain,   atau mendapatkan pinjaman jangka panjang dari negara lain, maka pos ini dicatat di sebelah kredit, dan bila terjadi transaksi pembelian obligasi atau lainnya yang berkaitan dengan utang piutang jangka panjang, maka pos ini dicatat di sebelah debit.

f)       Transaksi Utang-piutang jangka pendek (Short Term Capita1

Transaksi utang piutang jangka pendek adalah semua transaksi utang piutang yang jatuh temponya tidak lebih dari satu tahun. Transaksi ini umumnya terdiri atas transaksi penarikan dan pembayaran surat-surat wesel.

g)      Transaksi Lalu Lintas Moneter (Monetary Acomodating

Transaksi lalu lintas moneter adalah pembayaran terhadap transaksi-transaksi   pada   current  account  (transaksi perdagangan, pendapatan modal, dan transaksi unilateral) dan investment account (transaksi penanaman modal langsung, utang piutang jangka pendek, dan utang piutang jangka panjang). Apabila jumlah pengeluaran current account dan investment account lebih besar daripada penerimaannya, maka perbedaan tersebut merupakan defisit yang harus ditutup dengan saldo kredit monetary acomodating. 

Macam Macam Neraca Pembayaran

            Berikut tiga macam atau jenis dari neraca pembayaran yang perlu kamu ketahui, diantaranya ialah sebagai berikut:
1.      Neraca pembayaran defisit
Neraca pembayaran defisit adalah neraca pembayaran yang menunjukkan jumlah transaksi pembayaran luar negeri (transaksi debet) lebih besar dibandingkan transaksi penerimaan dari luar negeri (transaksi kredit).
2.      Neraca Pembayaran Surplus
Pengertian neraca pembayaran yang menunjukan adanya transaksi debet yang lebih kecil.
3.      Neraca Pembayaran Seimbang (balance of payment)
Yang menunjukan adanya transaksi debet yang sama dengan transaksi kredit.
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Penurunan terhadap stok nasional akan menyebabkan terjadinya neraca pembayaran defisit, Adapun kenaikan pada stok nasional akan menyebabkan neraca pembayaran surplus.
2) Jika kelebihan impor atas ekspor ditutupi dengan menggunakan pinjaman, berarti neraca pembayaran mengalami defisit. Dalam hal ini, perlu diperhatikan yaitu, untuk menutupi kelebihan impor atas ekspor tersebut negara yang bersangkutan menggunakan pinjaman otonom maka tidak akan memengaruhi defisit. Namun, jika untuk menutupi kekurangan tersebut negara yang bersangkutan menggunakan pinjaman akomodatif akan memengaruhi defisit.
3) Defisit total dihitung dengan cara menambahkan besarnya penerimaan stok nasional dan pinjaman akomodatif.
4) Surplus total dihitung dengan cara menjumlahkan kenaikan stok nominal dengan pinjaman akomodatif.







LAMPIRAN







DAFTAR PUSTAKA

Accurate. (2020, april 22). Dipetik april 29, 2020, dari Pengertian Mendalam Ekonomi Makro di Indonesia: https://accurate.id/ekonomi-keuangan/pengertian-ekonomi-makro/

Ardiansyah, G. (2020, februari 29). Guru Akuntansi. Dipetik april 28, 2020, dari Makro Ekonomi: https://guruakuntansi.co.id/pengertian-ekonomi-makro/
Ardiansyah, G. (2020, februari 29). Guru Akuntansi. Dipetik april 2020, dari Pengertian Ekonomi Makro: https://guruakuntansi.co.id/pengertian-ekonomi-makro/
Cerdasco. (2019, desember). Dipetik april 2020, dari Permintaan Agregat: https://cerdasco.com/permintaan-agregat/
cerdasco. (2020, januari). Dipetik april 2020, dari https://cerdasco.com/penawaran-agregat/
Daris, P. (2017). Dosen Akuntansi. Dipetik april 2020, dari Akuntansi Sektor Publik: https://dosenakuntansi.com/pengertian-penawaran-agregat
Febrianti, D. (2019, mei). Slide Share. Dipetik april 2020, dari Neraca pembayaran Ekonomi Makro: https://www.slideshare.net/DevianaFebrianti/neraca-pembayaran-ekonomi-makro?from_action=save
Gischa, S. (2020, januari). Kompas. Dipetik april 2020, dari Ekonomi Makro: Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkupnya: https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/21/100000169/ekonomi-makro-pengertian-tujuan-dan-ruang-lingkupnya?page=all
Gischa, S. (2020, januari). Kompas.com. Dipetik april 2020, dari Ekonomi Makro: Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkupnya: https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/21/100000169/ekonomi-makro-pengertian-tujuan-dan-ruang-lingkupnya?page=all
Indonesia Investment . (2020). Dipetik 2020, dari Ekonomi: https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/ekonomi/item177
mochazmcpower. (2013). PENGERTIAN NERACA PEMBAYARAN (Ekonomi Makro). blogspot , 1-3.
Ristekdikti. (2018, mei 10). Dipetik april 2020, dari Ekonomi Makro dan Ekonomi Pembangunan: http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/mod/page/view.php?id=8823
Tiyas. (2019, desember 16). Yuk Sinau. Dipetik april 2020, dari Neraca Pembayaran: https://www.yuksinau.id/neraca-pembayaran/
Wardana, R. (2020, april). lifepal. Dipetik april 2020, dari Fungsi Membuat Neraca Pembayaran dan Menilik Manfaatnya: https://lifepal.co.id/media/neraca-pembayaran/
Wikipedia. (t.thn.). Diambil kembali dari Ekonomi Indonesia: https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Indonesia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar