MAKALAH
PEREKONOMIAN INDONESIA
“Konsep Dan Data Neraca Makro Ekonomi
Indonesia”
Oleh:
Ivonne Masitha Arimbi
01219114
Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Narotama
2020
ABSTRAK
A country is considered successful
or not in solving the economic problems of its own country can be seen from the
country's macro and micro economics. Macroeconomics deals with the national
economy as a whole. Microeconomics refers more to small parts of overall economic
activity. Indonesia experienced quite rapid economic growth. This is due to the
continuity of Indonesia's economic changes which include economic growth, price
stability, labor, and the achievement of a balance sheet. This is included in
the macro economy in Indonesia. Macroeconomics is a branch of economics that
specifically studies how to work or the mechanism of the economy as a whole
(aggregate) relating to the supervision of the use of available production
factors in order to create maximum prosperity for the community. In
macroeconomics there is the concept of aggregate demand and supply. Aggregate
demand is the amount of demand for goods and services in the economy at a
certain price level. In an open economy, it consists of demand from four
macroeconomic sectors: the household, business, government, and external
sectors. Aggregate demand is a key concept in Keynesian economics. Aggregate
supply is an offer of goods or services offered by companies in a country's
economic activities. Aggregate supply is also known as total output, the
overall supply of goods and services produced at a certain price level and in a
certain period of time.
DAFTAR
ISI
COVER
ABSTRAK
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Makro
Ekonomi
BAB III PEMBAHASAN
1. Masalah
dasar ekonomi makro
2. Konsep
Permintaan dan Penawaran Agregat
A. Permintaan Agregat
B. Penawaran Agregat
3. Neraca
pembayaran
Sistem
Pencatatan Pada Neraca Pembayaran
Komponen
neraca pembayaran
Komponen
dalam neraca pembayaran, diantaranya yaitu:
Macam Macam Neraca Pembayaran
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Ekonomi Indonesia merupakan salah satu kekuatan ekonomi
berkembang utama dunia yang terbesar di Asia
Tenggara dan terbesar
di Asia ketiga setelah China dan India. Ekonomi negara ini menempatkan Indonesia sebagai
kekuatan ekonomi terbesar ke-16 dunia yang artinya Indonesia juga merupakan
anggota G-20. Selama 2 dekade Indonesia membangkitan kembali ekonomi, ekonomi
Indonesia yang ditopang dari kegiatan industri dan perdagangan berbasis ekspor, menggerakkan ekonomi Indonesia masuk sebagai salah satu The East
Asia Miracle pada tahun 1990an, di mana Indonesia mampu menciptakan
stabilitas politik, sosial dan pertahanan-keamanan yang menjadi fondasi ekonomi
yang kuat untuk menghasilkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi
dengan ditopang dari sektor industri manufaktur berbasis ekspor dan industri
pengolahan sumber daya alam (Wikipedia) . Indonesia
adalah ekonomi pasar di mana perusahaan milik negara (BUMN) dan kelompok usaha
swasta besar (konglomerat) memainkan peran penting. Ada ratusan kelompok swasta
yang terdiversikasi yang berbisnis di Indonesia (namun mereka merupakan
sebagian kecil dari jumlah total perusahaan yang aktif di Indonesia). Bersama
dengan para BUMN mereka mendominasi perekonomian domestik. Ini juga berarti bahwa
kekayaan terkonsentrasi di bagian atas masyarakat (dan biasanya ada kaitan erat
antara elit korporat dan elite politik di negara ini).
Suatu
negara dipandang berhasil atau tidak dalam memecahkan permasalahan ekonomi
negaranya sendiri dapat dilihat dari ekonomi makro dan mikro negara
tersebut.Ekonomi makro membahas ekonomi nasional secara keseluruhan. Ekonomi
mikro lebih merujuk kepada bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan
perekonomian. Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Hal ini
dikarenakan adanya kesinambungan perubahan ekonomi Indonesia yang meliputi
pertumbuhan ekonomi, kestabilan harga, tenaga kerja, hingga tercapainya keseimbangan
neraca. Hal ini tercakup dalam perekonomian makro di Indonesia. Pengertian Ekonomi
makro sendiri adalah ilmu ekonomi yang mempelajari perekonomian suatu negara
secara komprehensif. Dengan kata lain, dalam ekonomi makro dijelaskan
tentang perubahan ekonomi suatu negara yang berdampak pada masyarakat dan pasar
mereka.
Tujuan mempelajari ekonomi makro atau ekonomi makro adalah
untuk dapat memahami berbagai peristiwa ekonomi di suatu negara dan
meningkatkan kebijakan ekonomi di negara tersebut. Singkatnya, itulah
pengertian ekonomi makro (Ardiansyah, Guru Akuntansi, 2020) . Dapat kita sebutkan satu per satu apa yang menjadi bagian dari
ekonomi makro yang mempengaruhi ekonomi nasional adalah rendahnya pertumbuhan
ekonomi, kemiskinan & pengangguran, inflasi, rendahnya nilai kurs rupiah,
krisis energi, defisit APBN, juga ketimpangan neraca perdagangan dan
pembayaran menjadi permasalahan ekonomi nasional dewasa ini. Usaha mikro, kecil
dan menengah di Indonesia, yang bersama-sama berkontribusi 99 persen dari
jumlah total perusahaan yang aktif di Indonesia, tidak kalah pentingnya. Mereka
menyumbang sekitar 60 persen dari PDB Indonesia dan menciptakan lapangan kerja
untuk hampir 108 juta orang Indonesia. Ini berarti bahwa usaha mikro, kecil dan
menengah merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia (Indonesia Investment , 2020) . Topik perekonomian
Indonesia yang diangkat oleh penulis pada tahun 2020 ini diharapkan dapat
memberikan pemahaman kepada para pembaca mengenai apa konsep dan bagaimana data
dari neraca makroekonomi Indonesia.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Makro
Ekonomi
Ekonomi makro adalah cabang ilmu
ekonomi yang khusus mempelajari cara bekerja atau mekanisme perekonomian sebagai
suatu keseluruhan (aggregate) yang berkaitan dengan evisiensi penggunaan faktor
produksi yang tersedia agar tercipta kemakmuran masyarakat yang maksimal. Ekonomi
jenis ini juga bisa menganalisis tentang produsen secara keseluruhan serta
konsumen dalam pengalokasian pendapatan dalam membeli barang atau jasa. Jika
dikaitkan dengan ekonomi di Indonesia, ekonomi makro Indonesia merupakan suatu
sistem yang menganalisis tentang perubahan ekonomi di Indonesia yang dapat memengaruhi
pasar, perusahaan, dan masyarakat. Dengan kata lain, ekonomi jenis ini
menjelaskan tentang sistem analisis yang menganalisis bentuk terjadinya
perubahan kondisi ekonomi Indonesia demi tercapainya hasil analisis terbaik (Accurate, 2020) . Menurut para ahli,
makro ekonomi adalah Ekonomi makro adalah ekonomi yang menangani variabel agregat ekonomi,
seperti: Tingkat dan rata-rata, pertumbuhan produksi nasional, Pengangguran,
Suku bung, Inflasi (Robert S.
Pindyck dan Daniel L. Rubinfeld ,2009). Menurut Sadono Sukirno (2000) Ekonomi makro adalah cabang ekonomi yang
mempelajari kegiatan ekonomi komprehensif secara komprehensif terhadap berbagai
masalah pertumbuhan ekonomi. Yang mana masalah tersebut meliputi: Pengangguran,
Inflasi, Neraca perdagangan dan pembayaran, Aktivitas ekonomi yang tidak
stabil. Menurut Budiono (2001) Ekonomi makro adalah studi tentang subjek ekonomi, baik
jangka pendek maupun jangka panjang, yang mencakup stabilitas dan
pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Makro ekonomi memiliki tujuan sebagai berikut:
- Mengontrol tingkat inflasi di suatu Negara.
Inflasi di suatu negara diakibatkan karena permintaan
terhadap suatu barang terlalu tinggi hingga menyebabkan harga naik. Jika hal
ini terjadi akan berpengaruh terhadap kenaikan harga yang melambung tinggi dan
penurunan nilai mata uang.
- Membantu meningkatkan pendapatan nasional.
Dengan mengetahui
pendapatan nasional Indonesia, pertumbuhan
ekonomi negara ini bisa terukur dengan baik.
Selain itu, kebijakan-kebijakan
ekonomi yang efektif dan evisien dapat meningkatkan pendapatan nasional Indonesia secara signifikan.
- Menyeimbangkan neraca pembayaran di luar negeri.
Tujuan diperlukan adanya analisis ekonomi makro di Indonesia adalah
untuk menyeimbangkan neraca pembayaran
luar negeri. Neraca pembayaran merupakan rangkuman
dari berbagai transaksi, seperti transaksi keuangan
antar penduduk baik di dalam maupun di luar negeri,
pembelian dan penjualan barang/jasa, dan dana hibah
dari negara asing dalam satu periode tertentu. Neraca pembayaran luar negeri harus seimbang guna
menghindari terjadinya defisit neraca pembayaran luar negeri.
- Membuka kesempatan lapangan pekerjaan.
Tujuan lainnya perekonomian makro di Indonesia adalah kesempatan
untuk membuka lapangan pekerjaan. Dengan adanya
peningkatan peluang untuk mendapatkan kesempatan
kerja, peningkatan kapasitas produksi secara nasional
dapat meningkat. Kebijakan makro juga bisa diterapkan
di Indonesia agar dapat mengajak para investor untuk
menanamkan modal atau berinvestasi sehingga terciptanya
lapangan pekerjaan.
- Meningkatkan kapasitas produksi secara nasional.
Meningkatkan kapasitas produksi secara
nasional merupakan
tujuan lain dalam perekonomian makro di Indonesia. Kapasitas produksi nasional yang meningkat dapat memengaruhi peningkatan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Indonesia. Untuk meningkatkan kapasitas produksi secara nasional, perbaikan situasi investasi dalam negeri bisa memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan kapasitas produksi.
- Menjaga kestabilan ekonomi.
Analisis perekonomian makro di Indonesia juga bertujuan untuk
menjaga kestabilan ekonomi negara Indonesia. Kestabilan perekonomian sangatlah penting agar para pelaku
ekonomi memiliki kepercayaan untuk berinvestasi di Indonesia (Ardiansyah, Guru Akuntansi, 2020) .
Ruang Lingkup
Ekonomi Makro
Mengacu
pada pemahaman ekonomi makro di atas, berikut ini adalah ruang lingkup ekonomi
makro:
1. Penentuan Tingkat kegiatan Ekonomi
Negara
Dalam
analisis ini, teori ekonomi makro akan menjelaskan sejauh mana ekonomi dapat
menghasilkan produk dan layanan. Analisis ekonomi makro ini akan memberikan
perincian pengeluaran secara agregat atau keseluruhan, termasuk:
a.
Pengeluaran dari rumah tangga (konsumsi rumah
tangga)
b.
Pengeluaran pemerintah
c.
Perusahaan atau biaya investasi
d.
Ekspor dan impor
2. Kebijakan Pemerintah
Ekonomi
suatu negara tidak akan terlepas dari masalah pengangguran dan inflasi.
Pemerintah harus melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah ini melalui
serangkaian kebijakan, baik kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal. Kebijakan
moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mempengaruhi
jumlah uang yang beredar di masyarakat atau jumlah uang beredar dalam
perekonomian. Sedangkan kebijakan fiskal merupakan langkah pemerintah dalam
mengubah struktur dan jumlah pajak dan pengeluaran yang tujuannya untuk
mempengaruhi kegiatan ekonomi.
3. Pengeluaran Agregat / Komprehensif
Ketika
pengeluaran keseluruhan tidak mencapai tingkat ideal, akan ada masalah dalam
perekonomian. Untuk mewujudkan peluang kerja yang lebih baik dan mengendalikan
tingkat inflasi, idealnya pengeluaran agregat harus pada tingkat
yang dibutuhkan. Meskipun secara teori ini bisa dilakukan, dalam praktiknya
tujuan ini cukup sulit diwujudkan (Gischa, Kompas.com, 2020) .
BAB III
PEMBAHASAN
1.
Masalah dasar ekonomi makro
Banyak alasan yang membuat teori
makroekonomi menjadi subyek penting karena ada beberapa permasalahan :
1) Masalah jangka pendek atau disebut juga
masalah stabilisasi. Masalah ini berhubungan dengan bagaimana menyetir
perekonomian nasional dari waktu ke waktu (bulan, triwulan, tahun ke tahun)
agar terhindar dari tiga penyakit makro utama yaitu :
a. Inflasi yang besar dan berkepanjangan
b. Tingkat pengangguran yang tinggi
c. Ketimpangan dalam neraca pembayaran,
2) Masalah jangka panjang atau kadang disebut sebagai
masalah pertumbuhan. Masalah ini berhubungan dengan bagaimana menahodai
perekonomian agar tetap berada pada kondisi keserasian antara pertumbuhan
jumlah penduduk, pertambahan produksi dan tersedianya dana untuk investasi.
Pada dasarnya masalahnya juga berkisar pada bagaimana menghindari ketiga
penyakit makro hanya perspektif waktunya lebih panjang (Ristekdikti, 2018) .
2.
Konsep Permintaan dan Penawaran Agregat
A.
Permintaan Agregat
Aggregate demand atau
permintaan agregat adalah jumlah permintaan barang dan jasa dalam perekonomian
pada tingkat harga tertentu. Dalam ekonomi terbuka, itu terdiri dari permintaan
dari empat sektor ekonomi makro: rumah tangga, bisnis, pemerintah, dan sektor
eksternal. Permintaan agregat adalah konsep kunci dalam ekonomi Keynesian.
Dalam konsep ini, pemerintah harus berusaha untuk merangsang permintaan agregat
untuk memastikan lapangan pekerjaan penuh (full employment). Meningkatkan
permintaan agregat adalah kondisi yang diperlukan untuk peningkatan output
agregat.
Namun, peningkatan permintaan agregat bukanlah
kondisi yang memadai, kecuali suatu perekonomian memiliki kapasitas cadangan
untuk menghasilkan barang dan jasa yang diminta. Singkatnya, meningkatkan
permintaan agregat tidak dapat mendorong output agregat ketika kapasitas
produktif ekonomi digunakan sepenuhnya. Setiap peningkatan permintaan agregat
yang melebihi output agregat hanya akan meningkatkan impor. Dan, jika
persediaan tambahan untuk barang tidak tersedia sama sekali, tekanan inflasi
muncul (Cerdasco, 2019) .
Kurva permintaan agregat
Kurva permintaan agregat (aggregate demand curve) adalah
representasi grafis dari permintaan agregat pada setiap tingkat harga. Kurva
memiliki kemiringan ke bawah, yang mencerminkan bahwa kuantitas yang diminta
berkurang ketika harga meningkat. Perubahan tingkat harga menyebabkan
permintaan bergerak sepanjang kurva. Ketika permintaan agregat meningkat, kurva
bergeser ke kanan, yang mana dapat disebabkan oleh perubahan dalam pengeluaran
konsumen, investasi bisnis, pengeluaran pemerintah, ekspor, atau kombinasinya. Kurva
permintaan agregat secara grafis mewakili AD. Kurva memiliki kemiringan ke
bawah, yang berarti bahwa kuantitas yang diminta berkurang ketika tingkat harga
meningkat (Cerdasco, 2019) .
Pergerakan di sepanjang kurva terjadi karena
perubahan tingkat harga. Sementara itu, perubahan faktor-faktor selain tingkat
harga menggeser kurva permintaan agregat. Pergeseran ke kanan berarti
peningkatan permintaan agregat, sementara pergeseran ke kiri menunjukkan
penurunan.
Berikut ini adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan agregat dan kurvanya:
a. Pendapatan
disposable (Yd) atau pengeluaran konsumsi (C)
b. Tingkat
bunga (i)
c. Kepercayaan
dunia bisnis (business confidence) atau investasi (I)
d. Jumlah
uang beredar riil (real money supply atau Ms/P)
e. Pengeluaran
pemerintah (G)
f. Pajak
(T)
g. Pendapatan
luar negeri (Yf)
h. Harga
luar negeri (Pf)
i. Nilai
tukar riil (exchange rate atau ER)
Kenaikan di dalam
faktor-faktor Yd, C, I, Ms/P, G, Yf, Pf, dan penurunan di i, T, dan ER akan
membewa kenaikan di dalam permintaan agregat (AD), atau menggeser kurva
permintaan agregat ke kanan. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan di dalam
faktor-faktor Yd, C, I, Ms/P, G, Yf, Pf, dan kenaikan di dalam i, T, dan ER
akan menurunkan AD atau menggeserkan kurva AD ke kiri atas. Pergeseran AD
ke AD1 terjadi akibat adanya kenaikan di dalam Yd, C, I, G, Yf, Pf, dan Ms/P,
dan penurunan di dalam i, T, dan ER. Sebaliknya, pergesran dari AD ke AD2
terjadi sebagai akibat dari penurunan di dalam Yd, C, I, G, Ms/P, Yf, dan Pf,
dan kenaikan dari i, T dan ER.
B.
Penawaran
Agregat
Penawaran agregat (aggregate
supply) merupakan penawaran barang atau jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan-perusahaan dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Penawaran
agregat juga dikenal sebagai output total, keseluruhan penawaran barang dan
jasa yang diproduksi pada tingkat harga tertentu dan dalam kurun waktu
tertentu. Besaran penawaran agregat dapat ditampilkan dengan kurva penawaran
agregat yang menunjukkan hubungan antara tingkat harga dan kuantitas output
yang dihasilkan perusahaan-perusahaan. Biasanya, hubungan antara penawaran
agregat dengan tingkat harga bersifat positif (Daris, 2017) .
Kurva
penawaran agregat
Kurva penawaran agregat adalah representasi
grafis dari hubungan antara tingkat harga dan total output barang dan jasa
dalam perekonomian, menjaga faktor-faktor lain tetap konstan. Dalam bidang
ekonomi, para ekonom menggunakan PDB riil untuk mewakili total output dalam perekonomian.
Dalam periode yang sangat singkat (very short-run), kurva
adalah garis horizontal (sangat elastis), artinya perusahaan akan menyesuaikan
output tanpa mengubah harga. Mereka hanya menyesuaikan jam kerja dan intensitas
fasilitas produksi mereka dalam menanggapi perubahan permintaan
Dalam jangka pendek, beberapa faktor produksi
tetap ada, biasanya modal. Kurva penawaran agregat jangka pendek (short-run
aggregate supply atau SRAS) memiliki kemiringan ke atas, yang
berarti bahwa harga yang lebih tinggi akan mendorong lebih banyak pasokan.
Dalam jangka panjang, semua biaya input bervariasi. Kurva penawaran
agregat jangka panjang (long-run aggregate supply atau
LRAS) adalah inelastis sempurna, yang berarti bahwa tingkat harga tidak
mempengaruhi pasokan agregat. Tingkat harga yang lebih tinggi tidak mengubah
kuantitas yang disediakan. Pada tingkat ini, para ekonom mengatakan
perekonomian berada pada lapangan kerja penuh (pada potensi output, PDB potensial, atau
kapasitas produksi potensial) . LRAS mencerminkan ekonomi
menggunakan semua sumber dayanya. Ketika LRAS bergeser (baik ke kanan atau ke
kiri), itu tidak menciptakan tekanan inflasi.
Dalam kegiatan perekonomian, penawaran agregat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut :
·
Besarnya
angkatan kerja (size of the labor force).
·
Besarnya
stok capital (size of the capital stock).
·
Tingkat
atau keadaan teknologi (state of technology).
·
Tingkat
pengangguran alamiah (natural rate of unemployment).
·
Harga
faktor-faktor produksi.
Dalam hal yang berkaitan dengan dengan
penawaran agregat, penting bagi kita untuk mengetahui perbedaan antara penawaran agregat jangka pendek (short-run
aggregate supply) dan penawaraan agregat jangka
panjang (long-run aggregate supply) (cerdasco, 2020) .
Pengertian penawaran agregat diatas dalam
artian penawaran agregat jangka pendek. Sedangkan penawaran agregat jangka
panjang lebih berkaitan kepada jumlah output riilyang
ditawarkan ketika harga dan upah telah disesuaikan sedemikian rupa sehingga
masing-masing perusahaan memproduksi output yang memaksimalkan keuntungannya
dan perekonomian berada pada tingkat kesempatan kerja penuh. Penawaran agregat
jangka panjang dipengaruhi oleh faktor-faktor diatas, kecuali harga faktor produksi.
3.
Neraca
pembayaran
Bank Indonesia mendefiniskan neraca pembayaran
Indonesia (NPI) atau balance of payments sebagai catatan
statistik atas transaksi ekonomi antara penduduk Indonesia dan nonpenduduk
Indonesia yang dihitung dalam periode tertentu. Perlu diketahui bahwa setiap
transaksi yang tercatat dalam NPI dilakukan oleh perorangan, perusahaan,
maupun pemerintah Indonesia. Secara sederhanya, NPI dapat membantu suatu negara
dalam memantau aliran dana untuk mengembangkan perekonomiannya. Neraca
pembayaran kerap disandingkan dengan data posisi investasi internasional.
Keduanya sangat dibutuhkan pemerintah dalam merumuskan kebijakan ekonomi
nasional dan internasional. Dua hal yang paling disoroti dalam neraca
pembayaran ketika merumuskan kebijakan ekonomi, yaitu ketidakseimbangan
pembayaran (surplus atau defisit) dan investasi asing.
Neraca pembayaran
secara esensial merupakan sistem akuntansi yang mengukur kinerja suatu negara.
Pencatatan transaksi dilakukan dengan pembukuan berpasangan (double-entry
book keeping system), yaitu: tiap transaksi dicatat satu sebagai kredit dan
satu lagi sebagai debit. Transaksi yang dicatat sebagai kredit adalah arus
masuk valuta. arus masuk valuta adalah transaksi-transaksi yang mendatangkan
valuta asing, yang merupakan suatu peningkatan daya beli eksternal atau sumber
dana. Sedangkan transaksi yang dicatat sebagai debit adalah arus keluar valuta.
Arus keluar valuta adalah transaksi-transaksi pengeluaran yang membutuhkan valuta
asing, yang merupakan suatu penurunan daya beli eksternal atau penggunaan dana (mochazmcpower, 2013) . \
Fungsi neraca pembayaran
Neraca pembayaran punya fungsi signifikan untuk
membantu pemerintah menentukan langkah-langkah di bidang ekonomi, seperti
ekspor dan impor, utang-piutang, atau penanaman modal di dalam dan luar negeri.
Tidak hanya itu saja, pemerintah juga bisa menentukan langkah di bidang moneter
dan fiskal melalui neraca pembayaran. Sebab, di dalamnya pemerintah bisa
melihat jumlah cadangan devisa. Dengan demikian, saat cadangan devisa menipis,
pemerintah perlu membuat kebijakan untuk menambah devisa atau menghemat
devisa. Neraca pembayaran juga bisa menjadi bahan pertimbangan pemerintah
untuk mengambil kebijakan di bidang politik perdagangan internasional sekaligus
mengetahui pengaruh ekonomi internasional terhadap pendapatan nasional (Wardana, 2020) .
Tujuan
Penyusunan Neraca Pembayaran
Ada beberapa tujuan dalam penyusunan neraca pembayaran
ini. Seperti ketergantungan sumber pendapatan nasional
dari hasil ekspor produk pertanian dan ketergantungan sumber pembiayaan
investasi dari negara lain. Selain itu masih ada beberapa tujuan lain, yakni:
1. Mengetahui aliran sumber daya antar negara
Berdasarkan Neraca Pembayaran dapat diketahui seberapa
besar aliran sumber daya antara suatu Negara dengan Negara-negara lainnya
sehingga terlihat apakah Negara tersebut merupakan pengekspor barang dan atau
modal, atau sebaliknya sebagai pengimpor barang atau modal.
2.
Mengetahui
peranan sektor eksternal dalam perekonomian suatu negara
Peranan
sektor eksternal tercermin antara lain dari besarnya jumlah permintaan produk
domestik oleh bukan penduduk, atau sebaliknya. Semakin besar permintaan
terhadap produk domestik oleh bukan penduduk, yang tercermin dari nilai ekspor
negara bersangkutan, semakin besar pula peranan sektor eksternal dalam
pembentukan produk domestik.
3.
Mengetahui
permasalahan utang luar negeri suatu negara
Berdasarkan catatan transaksi modal dan
keuangan di neraca pembayaran, kita akan tahu seberapa jauh suatu negara dapat
memenuhi kewajibannya terhadap negara lain.
4.
Mengetahui
perubahan posisi cadangan devisa suatu negara
Bertambah atau berkurangnya posisi cadangan devisa
terkait dengan surplus atau defisit Neraca Pembayaran. Apabila terjadi surplus
Neraca Pembayaran maka posisi cadangan devisa akan bertambah sebesar surplus
tersebut, dan sebaliknya.
5.
Sumber data
dan informasi dalam penyusunan anggaran devisa (foreign exchange budget)
Dengan
memperhatikan surplus atau defisit pada tahun tertentu, dapat diketahui
besarnya kebutuhan devisa untuk anggaran tahun berikutnya, sekaligus ditentukan
besarnya pinjaman yang diperlukan.
6. Sumber
data penyusunan statistik pendapatan nasional (national account)
Statistik
neraca pembayaran diperlukan dalam perhitungan pendapatan nasional. Sebab salah
satu variabel pendapatan nasional adalah nilai ekspor/impor barang dan jasa
yang tercatat di dalamnya.
Sistem
Pencatatan Pada Neraca Pembayaran
1. Debit (-)
bertambahnya kewajiban atau utang penduduk
dalam sebuag negara untuk melaksanakan pembayaran kepada penduduk negara lain. Contoh:
barang atau jasa yang diperoleh dari luar negeri (impor), pembayaran denda dan
bunga, pemberian hadiah serta uang pada penduduk negara lain, penduduk yang
menabungkan uangnya di luar negeri, pembelian valuta asing, investasi jangka
pendek atau panjang yang ditanamkan di negara lain.
2. Kredit (+)
Bertambahnya hak penduduk dalam sebuah negara
guna memperoleh pembayaran dari penduduk negara lain. Contoh: barang atau jasa
yang disalurkan ke luar negeri (ekspor), penerimaan jasa dari negara asing,
penerimaan bunga serta deviden, penerimaan hadiah serta uang dari negara lain,
penduduk negara lain yang menabung uangnya di dalam negeri, penjualan valuta
asing, investasi jangka panjang atau pendek yang ditanamkan penduduk dari
negara lain.
Apabila sisi kredit lebih besar dibandingkan dari
sisi debit, maka balance of payment akan
terjadi surplus. Dan sebaliknya, apabila sisi debit lebih besar dibandingkan dengan sisi
kredit, maka neraca pembayaran akan terjadi defisit. Defisit dalam neraca pembayaran tak selalu buruk. Kita
harus melihat terlebih dahulu mana komponen yang mengalami defisit. Contohnya defisit berlangsung dalam
mkomponen transaksi berjalan, maka untuk menutupinya perlu adanya peningkatan
penerimaan dalam transaksi modal. Caranya dapat dengan cara mencari pinjaman
luar negeri ataupun menarik investor asing guna menanamkan modalnya di dalam
negeri. Namun, defisit yang berlangsung dalam jangka waktu yang pendek
mungkin tidak begitu berarti, tetapi apabila defisit berlangsung dalam jangka
waktu panjang dapat berbahaya juga. Meski demikian, surplus yang berlangsung
dalam jangka panjang pun dapat tidak begitu memiliki arti, apabila tidak
dipakai untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Tiyas, 2019) .
Komponen neraca pembayaran
Ada
beberapa komponen dalam neraca pembayaran, diantaranya yaitu:
a) Transaksi Dagang (Trade Account)
Transaksi perdagangan akan munulis segala transaksi
ekspor dan juga impor yang terjadi di antara dua negara atau lebih. Transaksi dagang dibedakan menjadi transaksi
barang (visible trade) yang merupakan transaksi ekspor
dan impor barang dagangan, dan transaksi jasa (invisible trade) yang
merupakan transaksi eskpor dan impor jasa. Untuk transaksi ekspor dicatat di
sisi kredit, sedangkan transaksi impor dicatat di sisi debit. Adapaun
tiga kemungkinan yang terjadi dalam neraca perdagangan, yakni surplus, defisit, atau seimbang.
b) Transaksi Pendapatan Modal (Income on Investment)
Transaksi pendapatan modal adalah
semua transaksi penerimaan atau pendapatan yang berasal dari penanaman modal di
luar negeri serta penerimaan pendapatan modal asing di negeri kita. Pendapatan
tersebut dapat berupa bunga, dividen, dan keuntungan lain. Penerimaan bunga dan
dividen merupakan transaksi kredit, sedangkan pembayaran bunga dan dividen
kepada penduduk negara asing merupakan transaksi debit.
c) Transaksi Unilateral (Unilateral Transaction)
Transaksi unilateral adalah transaksi
sepihak atau transaksi satu arah, artinya transaksi tersebut tidak menimbulkan
kewajiban untuk membayar atas barang atau bantuan yang diberikan. Berikut ini yang tergolong dalam transaksi unilateral adalah
hadiah (gift), bantuan (aid), dan transfer unilateral.
Apabila suatu negara memberi hadiah atau bantuan ke negara lain, maka transaksi
ini termasuk transaksi debit. Sebaliknya, jika suatu negara menerima hadiah
atau bantuan dari negara lain, termasuk dalam transaksi kredit.
d) Transaksi Penanaman Modal Langsung (Direct Investment)
Transaksi penanaman modal langsung adalah
semua transaksi yang berhubungan dengan jual beli saham dan jual beli
perusahaan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara
lain. Apabila terjadi pembelian saham atau perusahaan dari tangan penduduk
negara lain, maka pos direct investment didebit, dan bila
terjadi penjualan saham atau penduduk asing yang mendirikan perusahaan di
wilayah kekuasaannya, maka pos ini dikredit.
e) Transaksi Utang Piutang Jangka Panjang (Long Term Loan)
Transaksi utang piutang jangka panjang adalah
semua transaksi kredit jangka panjang yang pembayarannya lebih dari satu tahun.
Sebagai contoh transaksi penjualan obligasi kepada penduduk negara lain,
menerima pembayaran kembali pinjaman-pinjaman
jangka panjang yang dipinjamkan
kepada penduduk negara lain,
atau mendapatkan pinjaman jangka panjang dari negara lain, maka pos ini dicatat
di sebelah kredit, dan bila terjadi transaksi pembelian obligasi atau lainnya
yang berkaitan dengan utang piutang jangka panjang, maka pos ini dicatat di
sebelah debit.
f) Transaksi Utang-piutang jangka pendek (Short Term Capita1)
Transaksi utang piutang jangka pendek adalah
semua transaksi utang piutang yang jatuh temponya tidak lebih dari satu tahun.
Transaksi ini umumnya terdiri atas transaksi penarikan dan pembayaran
surat-surat wesel.
g) Transaksi Lalu Lintas Moneter (Monetary Acomodating)
Transaksi lalu lintas moneter adalah
pembayaran terhadap transaksi-transaksi pada current account (transaksi
perdagangan, pendapatan modal, dan transaksi unilateral) dan investment account (transaksi
penanaman modal langsung, utang piutang jangka pendek, dan utang piutang jangka
panjang). Apabila jumlah
pengeluaran current account dan investment account lebih
besar daripada penerimaannya, maka perbedaan tersebut merupakan defisit yang
harus ditutup dengan saldo kredit monetary acomodating.
Macam Macam
Neraca Pembayaran
Berikut tiga macam atau jenis dari neraca pembayaran
yang perlu kamu ketahui, diantaranya ialah sebagai berikut:
1. Neraca pembayaran defisit
Neraca pembayaran defisit adalah neraca pembayaran yang menunjukkan jumlah
transaksi pembayaran luar negeri (transaksi debet) lebih besar dibandingkan
transaksi penerimaan dari luar negeri (transaksi kredit).
2.
Neraca Pembayaran Surplus
Pengertian neraca pembayaran yang menunjukan
adanya transaksi debet yang lebih kecil.
3.
Neraca Pembayaran Seimbang (balance
of payment)
Yang menunjukan adanya transaksi debet yang
sama dengan transaksi kredit.
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Penurunan terhadap stok nasional akan menyebabkan terjadinya neraca
pembayaran defisit, Adapun kenaikan pada stok nasional akan menyebabkan neraca
pembayaran surplus.
2) Jika kelebihan impor atas ekspor ditutupi dengan menggunakan pinjaman,
berarti neraca pembayaran mengalami defisit. Dalam hal ini, perlu diperhatikan
yaitu, untuk menutupi kelebihan impor atas ekspor tersebut negara yang
bersangkutan menggunakan pinjaman otonom maka tidak akan memengaruhi defisit.
Namun, jika untuk menutupi kekurangan tersebut negara yang bersangkutan
menggunakan pinjaman akomodatif akan memengaruhi defisit.
3) Defisit total dihitung dengan cara menambahkan besarnya penerimaan stok
nasional dan pinjaman akomodatif.
4) Surplus total dihitung dengan cara menjumlahkan kenaikan stok nominal
dengan pinjaman akomodatif.
LAMPIRAN
DAFTAR
PUSTAKA
Accurate.
(2020, april 22). Dipetik april 29, 2020, dari Pengertian Mendalam Ekonomi
Makro di Indonesia:
https://accurate.id/ekonomi-keuangan/pengertian-ekonomi-makro/
Ardiansyah, G. (2020, februari 29). Guru
Akuntansi. Dipetik april 28, 2020, dari Makro Ekonomi:
https://guruakuntansi.co.id/pengertian-ekonomi-makro/
Ardiansyah, G. (2020, februari 29). Guru
Akuntansi. Dipetik april 2020, dari Pengertian Ekonomi Makro:
https://guruakuntansi.co.id/pengertian-ekonomi-makro/
Cerdasco. (2019, desember). Dipetik april 2020, dari Permintaan
Agregat: https://cerdasco.com/permintaan-agregat/
cerdasco. (2020, januari). Dipetik april 2020, dari
https://cerdasco.com/penawaran-agregat/
Daris, P. (2017). Dosen Akuntansi.
Dipetik april 2020, dari Akuntansi Sektor Publik:
https://dosenakuntansi.com/pengertian-penawaran-agregat
Febrianti, D. (2019, mei). Slide Share.
Dipetik april 2020, dari Neraca pembayaran Ekonomi Makro:
https://www.slideshare.net/DevianaFebrianti/neraca-pembayaran-ekonomi-makro?from_action=save
Gischa, S. (2020, januari). Kompas.
Dipetik april 2020, dari Ekonomi Makro: Pengertian, Tujuan, dan Ruang
Lingkupnya:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/21/100000169/ekonomi-makro-pengertian-tujuan-dan-ruang-lingkupnya?page=all
Gischa, S. (2020, januari). Kompas.com.
Dipetik april 2020, dari Ekonomi Makro: Pengertian, Tujuan, dan Ruang
Lingkupnya:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/21/100000169/ekonomi-makro-pengertian-tujuan-dan-ruang-lingkupnya?page=all
Indonesia Investment . (2020). Dipetik 2020, dari Ekonomi:
https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/ekonomi/item177
mochazmcpower. (2013). PENGERTIAN NERACA
PEMBAYARAN (Ekonomi Makro). blogspot , 1-3.
Ristekdikti. (2018, mei 10). Dipetik april 2020, dari Ekonomi Makro
dan Ekonomi Pembangunan:
http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/mod/page/view.php?id=8823
Tiyas. (2019, desember 16). Yuk Sinau.
Dipetik april 2020, dari Neraca Pembayaran:
https://www.yuksinau.id/neraca-pembayaran/
Wardana, R. (2020, april). lifepal. Dipetik
april 2020, dari Fungsi Membuat Neraca Pembayaran dan Menilik Manfaatnya:
https://lifepal.co.id/media/neraca-pembayaran/
Wikipedia. (t.thn.). Diambil kembali dari Ekonomi Indonesia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar